Kaliori - IPNU-IPPNU Rembang, Bulan suci ramadan bulan penuh berkah, dan pahala. Banyak cara dalam mencari pahala di bulan suci ini. Seperti halnya yang dilakukan anak-anak usia kelas 3-5 sekolah dasar. Setiap jam 2 pagi mereka sudah berkeliling kampung bersama kawan-kawannya dengan membunyikan tong tongklek untuk membangunkan orang mempersiapkan makan sahur.
Hampir seluruh wilayah di Rembang ada, tradisi yang dinamakan tong tongklek. Terbuat dari bahan bambu yang dilubangi agar bisa menghasilkan suara yang diinginkan. Digabungkan dengan Drum, dan gamelan sebagai pelengkap mengiringi alunan musik kentongan yang ditabuh.
Terlihat dibeberapa daerah di Rembang tepatnya Desa Babadan Kecamatan Kaliori Rembang, terlihan puluhan anak, tergabung dalam satu grup tong tongklek meraka setiap jam dua pagi harus berkeliling kampung membangunkan orang yang hendak menjalankan ibadah puasa di esok hari.
Tampa mendapatkan imbalan atau bayaran mereka membunyikan kentongan dengan alunan sholawat yang sedang naik daun yang biasa di bawa kan oleh Habib Syeh, Padang Bulan. Berjalan mengelilingi jalan Desa yang panjangnya 4 Km, mereka lalui dengan suka ria, selama satu bulan penuh.
Ihksan 12 sebagai penabuh gong (Gamelan jawa) ditemui nu online saat berkeliling kampung menerangkan, dirinya bersama kawan-kawannya mencari aktifitas selama bulan ramadan sebelum berangkat mengaji setelah salat subuh tiba.
"Kami hanya mencari kesibukan sebelum salat subuh, serta menharapkan pahala dalam bulan puasa dengan membangunkan orang untuk bersahur. Entah lucu atau tidak, tambah Ihksan ini sudah menjadi tradisi sejak kami masih kecil. Ini juga merupakan tradisi kota Rembang.
Jika ditanya siapa pencipta budaya dan cara memainkan tong tongklek, sianak yang duduk di bangku kelas lima sekolah dasar ini menjawab tidak tau pasti, yang jelas semenjak dia lahir tradisi ini sudah ada. Jika di tanya siapa yang mengajari cara memainkan, ihksan menjelaskan seluruh pemuda Desa Babadan semua pernah mempunyai grup tong tongklrk dan pernah memainkannya. ( Ahmad )
Hampir seluruh wilayah di Rembang ada, tradisi yang dinamakan tong tongklek. Terbuat dari bahan bambu yang dilubangi agar bisa menghasilkan suara yang diinginkan. Digabungkan dengan Drum, dan gamelan sebagai pelengkap mengiringi alunan musik kentongan yang ditabuh.
Terlihat dibeberapa daerah di Rembang tepatnya Desa Babadan Kecamatan Kaliori Rembang, terlihan puluhan anak, tergabung dalam satu grup tong tongklek meraka setiap jam dua pagi harus berkeliling kampung membangunkan orang yang hendak menjalankan ibadah puasa di esok hari.
Tampa mendapatkan imbalan atau bayaran mereka membunyikan kentongan dengan alunan sholawat yang sedang naik daun yang biasa di bawa kan oleh Habib Syeh, Padang Bulan. Berjalan mengelilingi jalan Desa yang panjangnya 4 Km, mereka lalui dengan suka ria, selama satu bulan penuh.
Ihksan 12 sebagai penabuh gong (Gamelan jawa) ditemui nu online saat berkeliling kampung menerangkan, dirinya bersama kawan-kawannya mencari aktifitas selama bulan ramadan sebelum berangkat mengaji setelah salat subuh tiba.
"Kami hanya mencari kesibukan sebelum salat subuh, serta menharapkan pahala dalam bulan puasa dengan membangunkan orang untuk bersahur. Entah lucu atau tidak, tambah Ihksan ini sudah menjadi tradisi sejak kami masih kecil. Ini juga merupakan tradisi kota Rembang.
Jika ditanya siapa pencipta budaya dan cara memainkan tong tongklek, sianak yang duduk di bangku kelas lima sekolah dasar ini menjawab tidak tau pasti, yang jelas semenjak dia lahir tradisi ini sudah ada. Jika di tanya siapa yang mengajari cara memainkan, ihksan menjelaskan seluruh pemuda Desa Babadan semua pernah mempunyai grup tong tongklrk dan pernah memainkannya. ( Ahmad )
Tag :
Berita
Komentar Facebook
0 Komentar untuk " Tong tongklek Bangunkan Waktu Sahur"